Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, Indeks dolar mendekati posisi terendah dalam tujuh bulan terakhir. Selain itu pasar sedang menunggu sejumlah indikator ekonomi utama AS minggu ini,
"Termasuk nonfarm payrolls untuk bulan Desember dan risalah pertemuan terbaru The Fed serta ekspektasi kebijakan moneter BoJ yang lebih ketat," tulis Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa, (3/1).
Baca Juga : Harga Emas Antam Stabil Pada Perdagangan Hari Ketiga 2023
Ibrahim menjelaskan fokus pasar juga sedang beralih ke rilis risalah pertemuan Desember Fed, yang akan dirilis pada hari Rabu.
Dimana pasar akan mengamati lebih banyak sinyal dari bank sentral tentang apakah ia berniat untuk lebih memperlambat laju kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Selain itu, pasar memperkirakan probabilitas lebih dari 90% bahwa bank akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Februari.
Dari domestik, Ibrahim menyampaikan, perekonomian Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain. Lantaran tertolong oleh ekspor komoditas yang meningkat tajam.
Secara makro, kondisi ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2022 yang mengalami peningkatan. Pada triwulan Pertama 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,83%.
Baca Juga : Menelisik Target & Strategi Humpuss Maritim (HUMI) yang Mau IPO
Selanjutnya pada Triwulan Kedua 2022 meningkat menjadi 5,60% dan pada Triwulan Ketiga 2022 meningkat menjadi 5,77%. Sedangkan di Triwulan Keempat kemungkinan dibawah 5%. Kondisi ini bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2022 diperkirakan diatas 5%.
Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan Rabu (4/1) rupiah kemungkinan akan dibuka berfluktuatif namun akan ditutup melemah berada di rentang Rp 15.590 per dolar as - Rp 15.650 per dolar AS.